Minggu | 03 Desember 2023 |
×

Pencarian

ANAMBAS

“Jangan Tinggi-tinggi. Biar Masyarakat Bisa Belanja Banyak” kata Nurdin saat Kunjungi Toko Sembako di Tarempa Anambas

MEDIAKEPRI.CO.ID, Anambas – Gubernur H Nurdin Basirun ingin mendorong Kabupaten Kepulauan Anambas bisa menjadi salah satu lumbung padi di Kepri. Selain membantu ketersediaan sembako, ketahanan pangan di daerah perbatasan menjadi kuat. Apalagi kondisi cuaca dan musim berpengaruh pada pasokan sembako ke Anambas.

“Ada program pembangunan pencetakan sejuta hektare sawah seluruh Indonesia. Kita akan kejar itu agar swasembada beras di sini semakin cepat terwujud,” kata Nurdin saat berkunjung kawasan pertanian di Desa Bukit Padi, Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Sabtu, 17 Maret 2018.

Dalam kunjungan dua hari ke Anambas, Nurdin berkeliling di Pulau Jemaja, Palmatak dan Tarempa. Di sela-sela membuka MTQ Kabupaten Anambas, sepanjang Jumat dan Sabtu, banyak titik yang dikunjungi Nurdin sambil menjemput aspirasi dan berdiskusi dengan masyarakat, baik petani, nelayan, pedagang dan sektor informal lainnya.

Sememangnya, Nurdin selalu belanja masalah kemasyarakatan langsung ke pelaku di lapangan. Beberapa di antaranya dieksekusi langsung di lapangan penyelesaiannya dan beberapa di antaranya dibahas bersama dalam rapat setiap Senin di Kantor Gubernur Dompak untuk diambil jalan terbaik.

Seperti di Bukit Padi, Nurdin tampak menikmati hamparan padi yang tumbuh subur dan siap panen pada April ini. Nurdin paham dengan permasalahan yang dihadapi petani seperti pupuk bersubsidi dan bibit.

Kadang, kata Nurdin, kebijakan pusat tidak memperhatikan perkembangan di daerah kepulauan. Meski begitu, hak tersebut bukan untuk dikeluhkan, tapi bersama-sama mencari solusi terbaik agar para petani bisa mendapat keuntungan terbaik dari produksi pertaniannya.

Di Bukit Padi, Nurdin bertanya tentang hama yang selalu menyerang menjelang panen.

“Biasanya burung pipit suka padi seperti ini. Bagaimana di sini?” tanya Nurdin.

“Alhamdulillah di sini burung pipit sedikit Pak. Tidak seperti di Jawa yang banyak,” jawab seorang petani. Petani itu juga menjelaskan setelah menanam padi, menjelang panen biasanya mereka menanam beberapa jenis sayur-sayuran, cabe dan semangka.

Nurdin langsung memerintahkan Dinas Pertanian untuk secepatnya membuka Kios Tani. Paling tidak keberadaannya mampu meringankan beban petani di Anambas. Karena, perjalanan pupuk, contoh Nurdin sangat panjang dan berpengaruh pada harga. Kadang dari Palembang, atau Jakarta ke Tanjungpinang baru ke Anambas.

“Waktu yang lama dan perjalanan yang panjang akan berpengaruh pada harga,” kata Nurdin.

Nurdin ingin dinas terkait untuk bergerak cepat membantu meringankan pekerjaan masyarakat. Berbagai hal yang bisa dibantu melalui dinasnya harus direspon dengan cepat.

“Pemprov juga akan membantu petani padi alat-alat dan bibit,” kata Nurdin.

Soal sembako, Nurdin sempat melakukan inspeksi ke tiga toko di Tarempa. Rencana, perjalanan dari Pulau Jemaja, rombongan Gubernur langsung ke Palmatak. Namun, sebelum ke Palmatak, karena dirinya mengemudikan speed boad Pemkab Anambas, Nurdin langsung mengarahkan perjalanan ke Tarempa.

Sebelum ke toko-toko di Tarempa, Nurdin sempat memborong ikan untuk dibagikan ke masyarakat. Setelah itu baru Nurdin ke toko-toko dan bertanya ketersediaan sembako dan harga jual di masyarakat.

“Jangan tinggi-tinggi. Biar masyarakat bisa belanja banyak,” kata Nurdin.

Para pemilik toko rata-rata menjawab bahwa harga jual mereka tergantung pasokan. Jika pasokan lancar biasanya harga cenderung stabil bahkan kadang turun.

“Telor sekarang harganya mulai turun,” kata seorang pedagang. Mereka berharap, pasokan sembako dan kebutuhan lainnya saat Ramadhan dan Idul Fitri nanti tidak mengalami kekurangan.

Nurdin kembali menegaskan agar OPD terkait di Pemprov Kepri untuk bisa mengantisipasi lebih awal ketersediaan sembako di seluruh wilayah Kepri pada Ramadhan dan Hari Raya yang jatuh pada bulan Mei dan Juni tahun ini.

Nurdin juga melihat kondisi pelabuhan di Pulau Jemaja. Karena arus orang dan barang melalui pelabuhan tersebut.

Di kawasan pelabuhan juga Nurdin bertemu dengan nelayan yang sedang memuat es batu ke kapal. Tampak nelayan mengangkut es dengan jarak yang begitu jauh. Nurdin langsung menyarankan agar dibuatkan semacam papan seluncur dan diberi bibir di pinggirnya untuk mengalirkan es dari ujung pelabuhan ke kapal nelayan.

“Nangkap di mana?” tanya Nurdin pada nelayan.

Juli dan Martius, dua nelayan yang sedang mempersiapkan keberangkatan melaut, mengatakan mereka melakukan tujuh jam pelayaran dari titik awal di pelabuhan. Setelah itu selama lima hari melakukan penangkapan ikan.

“Berapa banyak dibawa pulang? Ikan apa saja?” tanya Nurdin.

“Sekitar 400 kilogram, Pak. Berbagai macam ikan,” jawab Juli.

“Sering jumpa nelayan asing?” tanya Nurdin.

“Sekarang sudah jarang Pak,” kata Mereka.

Nurdin tampak memperhatikan perlengkapan nelayan tersebut melaut. Dalam berbagai kesempatan, Nurdin selalu menekankan agar bantuan untuk nelayan harus sesuai dengan kebutuhan nelayan tersebut. Bukan sekadar membantu.

Bantuan-bantuan tersebut kemudian dievaluasi dan terus dimonitor pemanfaatannya apakah meningkatkan kesejahteraan atau tidak. Sehingga makin ke depan bantuan yang diberikan semakin sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (humas)