MEDIAKEPRI.CO.ID, Bengkalis – Ketua Umum Rembuk Nasional Aktifis 98, Sayed Junaidi Rizaldi (SJR) mengapresiasi langkah Kapolri Idham Azis mengangkat Irjen Pol. Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur menggantikan seniornya Irjen Pol. Fadil Imran.
Sayed mengatakan, pengangkatan Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur yang baru tidak lebih merupakan regenerasi dalam tubuh Polri dan prestasi yang sudah di ukur.
“Saya yakin dipilihnya Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur yang baru telah melewati berbagai prosedur yang berlaku di kepolisian, bukan asal pilih saja karena Jawa Timur adalah wilayah vital kedua setelah ibu kota,” ujar pria yang akrab disapa Pak Cik, ini, kepada mediakepri.co.id melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp, Jum’at, 27 November 2020.
Ia menambahkan, pihaknya sangat sepakat bahwa TNI/Polri harus netral, karena institusi ini adalah alat negara bukan alat kekuasaan.
Untuk itu, sambungnya, siapapun yang merongrong kewibawaan negara, maka harus berhadapan dengan TNI/Polri yang di dukung penuh oleh Rakyat Indonesia.
Oleh sebab itu, ujar Pak Cik, dirinya yakin jajaran Kepolisian Jawa Timur di bawah komando Nico Afinta bisa berlaku profesional dan netral karena baik Nico dan Fadil, mereka berdua merupakan kader-kader terbaik Polri yang sudah membuktikan kinerja profesionalnya.
“Nico Afinta punya rekam jejak yang bagus, lahir dan besar di Surabaya. Berdasarkan pengamatan saya, dia selama ini bekerja dengan penuh profesional serta berdedikasi. Soal prestasinya, bisa diacungi jempol,” ujar lulusan pasca sarjana UI ini.
Selanjutnya Pak Cik mengatakan, pengangkatan Nico Afinta diduga ada penolakan dari sekelompok orang yang menamakan Aliansi Kiai Muda Madura.
Penolakan tersebut, sambungnya, diduga karena adanya perbedaan keyakinan dengan Nico Afinta yang non muslim, sehingga dikhawatirkan akan merusak keharmonisan masyarakat Jawa Timur.
Pak Cik memberi contoh, dikampungnya di Kota Dumai, Provinsi Riau, sudah 2 kali dalam 3 tahun terakhir ini dipimpin oleh Kapolres yang non muslim (red-Pak Donald dan Pak Restika).
“Kita semua tahu bahwa Dumai itu merupakan bagian dari rumpun Melayu yang mayoritas juga Islam. Namun, di bawah kepemimpinan mereka, Dumai bisa kondusif dan aman bahkan kita sudah tahu bagaimana tunjuk ajar Melayu bahwa Melayu itu pasti Islam dengan adat bersendikan syara’ dan syara’ bersendikan Kitabullah,” papar pakcik lagi.
Sebagai warga negara yang baik, sambungnya, kita paham betul bahwa negara harus hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta melindungi warganya sesuai dengan tujuan kenapa negara tersebut didirikan.
“Sebagai orang Melayu yang juga hidup dengan nilai-nilai keislaman, saya mengajak saudara-saudara saya tersebut untuk bersilaturahmi dan bertabayyun pada Kapolda Jatim yang baru, Irjen Pol. Nico Afinta, karena dengan begitu, kita bisa memahami secara terang benderang hal-hal yang belum kita pahami,” pungkas Pakcik. (juny)